Kearifan lokal adalah dasar untuk pengambilan
kebijakkan pada level lokal dibidang kesehatan, pertanian, pendidikan,
pengelolaan sumber daya alam dan kegiatanmasyarakat pedesaan. Dalam kearifan lokal,
terkandung pula kearifan budaya lokal.Kearifan budaya lokal sendiri adalah
pengetahuan lokal yang sudah sedemikianmenyatu dengan sistem kepercayaan,
norma, dan budaya serta diekspresikan dalam tradisi dan mitos yang dianut dalam
jangka waktu yang lama. Seperti contohnya adalah kearifan lokal Pertanian Subak
di bali.
Pulau Bali
tidak hanya terkenal dengan pantai, tari-tarian, maupun keramahan penduduknya.
Bali juga memiliki segudang keunikan lain yang begitu menarik perhatian dunia.
Subak adalah salah satunya. Di balik hijaunya areal persawahan di hampir
seluruh Bali, tersimpan sebuah rahasia. Ada sebuah kearifan lokal yang tetap
dijunjung tinggi masyarakat Bali. Kearifan lokal yang membuat setiap pohon padi
yang ditanam nantinya akan tumbuh subur dan menghasilkan padi yang berlimpah. Subak
telah menjelma menjadi sebuah budaya yang berperan penting dalam keberhasilan
pertanian di pulau dewata. Sistem subak telah melintasi waktu dan generasi. Ia
memberi kesejahteraan dan kemerataan hasil produksi pertanian bagi masyarakat
Hebatnya lagi, rahasia warisan leluhur ini telah diakui UNESCO pada tahun 2012
sebagai salah satu situs warisan dunia. Tidak hanya masyarakat bali yang
berbangga dengan penghargaan ini. Nnamun, Indonesia keseluruhan.
Subak
adalah organisasi tradisional Bali yang memelihara dan mengatur sistem irigasi
pertanian yang sudah ada sejak dulu. Sejumlah sumber menyebut, sistem subak
tercipta sejak ratusan tahun silam ketika terjadi imigrasi secara besar-besaran
dari Jawa ke Bali. Lembaga subak diperkirakan merupakan perkembangan dari sawah
kering atau tegalan yang sebelumnya berkembang di pulau Jawa. Subak mengatur
sistem pengairan sawah yang digunakan dalam cocok tanam padi di Bali. Sistem
pengairan ini diatur oleh seorang pemuka adat yang juga adalah seorang petani.
Sistem subak berpijak pada prinsip aliran air dari atas dengan topografi
pesawahan yang berbukit dan distribusi air yang berkeadilan antar petani
penggarap sawah.
Walau
merupakan warisan nenek moyang masyarakat Bali, namun subak mampu beradaptasi
dengan kemajuan teknologi bidang pertanian dengan kearifan lokal yang tetap
dijunjung tinggi. Tidak hanya agama maupun budaya, namun juga beradaptasi
dengan ekonomi, hukum, hingga lingkungan. Sistem subak dinilai punya
nilai-nilai untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan.
Sejumlah
data mengungkapkan, ada lebih dari seribu subak di seluruh Bali. Semuanya
didasari oleh ajaran tri hita karana yang mengajarkan agar setiap orang selalu
mengupayakan keseimbangan antara pengabdian manusia kepada Tuhan atau
parahyangan, dengan pelayanan mereka terhadap sesama manusia atau pawongan, dan
kecintaan merawat alam lingkungan agar tetap lestari atau palemahan.
Sistem subak
menerapkan kesadaran dan kegotong royongan yang sangat tinggi. Tidak ada yang
melanggarnya karena masyarakat Bali sangat takut dengan awig-awig atau
peraturan. Peraturan ini telah menjadi hukum tertulis yang memuat seperangkat
kaidah bertingkah laku dalam masyarakat petani. Tidak hanya teknis pembagian
air kepada masyarakat, tapi juga norma selama ia menyandang sebagai seorang
petani dalam status sosial. Bahkan juga mengatur hubungan antara petani dengan
sang pencipta atau sang hyang widhi.
Subak
merupakan teknologi yang masih tradisional dan berkearifan lokal. Peran manusia
dalam tata bagi distribusi air untuk keperluan irigasi persawahan masih
didominasi oleh tenaga, kemampuan, kearifan, dan sikap adil dari masyarakat
yang dipimpin oleh pemangku adat.
Di sinilah
letak keunggulan dari sistem subak. Kesadaran untuk bekerja secara sosial
terbentuk tanpa menafikan penguasaan atas lahan pribadi. Kearifan pemangku adat
dalam membagi jatah air pada masyarakat petani menjadi gaya kepemimpinan lokal
yang berkeadilan.
Sistem subak
dirancang dan telah diwarisi secara turun-temurun oleh masayarakat petani di
Bali untuk kelancaran pembagian air di lahan persawahan yang merupakan
penyangga utama kehidupan masyarakat dan adat istiadat di selama berabad-abad.
Sistem pembagian air ini merupakan cara bersama untuk berbagi kebahagiaan.
Indah, dan dunia pun sudah mengakuinya.
MANTAPPP
BalasHapuspotsnya bagus bii...
BalasHapusAsef : emang mantap subak bali
BalasHapusMutia : Terimakasih
BalasHapus